Ikuti Educazio Short Report (Indonesia vs Malaysia di WUR 2022)
- Teaching
- Research (you are here)
- Citations
- Industry Income
- International Outlook
Metode Analisis
Kami mencoba membuat analisis sederhana untuk mencari tahu keuggulan, kelemahan serta gap yang ada antara perguruan tinggi di Indonesia dengan kampus lain di seluruh dunia. Data dari World University Rankings 2022 yang dikeluarkan oleh lembaga yang kredibel Times Higher Education (THE) menyimpan banyak insight. Analisis yang kami lakukan mencoba menggali mutiara terpendam serta mungkin hal-hal yang kurang baik namun belum kita ketahui.
THE pada tahun 2022 mengumpulkan data dari 1600 institusi perguruan tinggi dari 99 negara. Karena banyaknya data yang tersedia di WUR 2022 tersebut, tim Educazio coba melakukan analisis slice by slice untuk mencari insight menarik dari data tersebut.
Kami kumpulkan 30 kampus yang terdiri dari Top 10 seluruh dunia, kemudian ditambah Top 10 di Malaysia, dan Top 10 di Indonesia. Ranking dari urutan yang kami ambil didasarkan pada overall score. Kemudian, dalam analisis ini kami hanya mengambil data dari salah satu indikator kinerja, yaitu International Outlook (Staff, Students, Research).
Cara ini kami lakukan untuk memberikan depth atau kedalaman terhadap gambaran posisi Indonesia, Jika kita hanya membandingkan sesama kampus lokal, maka makna ranking satu menjadi terasa begitu berharga. Namun jika ternyata juara Indonesia itu masih jauh selisih skor-nya dari juara Malaysia, maka kita akan sedikit "terkoreksi" dalam memberikan penilaian. Demikian juga dengan dimasukkannya Top 10 dunia ke dalam analisis ini dimaksudkan untuk memberikan nuansa 3 dimensi pada posisi kampus-kampus Indonesia. Hebat di lokal dan regional, tapi jika dibanding kampus top dunia? Dimana tepatnya posisi kita ini penting untuk memberikan penilaian yang obyektif serta dapat dijadikan alat untuk memperbaiki diri.
Apa Maksud Research (Reputation, Income and Volume)?
Kategori Riset (Reputasi, Pendapatan, dan Volume) yang berbobot 30% terhadap skor keseluruhan WUR 2022. Nilai diambil dari survei reputasi, pendapatan penelitian, dan produktivitas penelitian di suatu perguruan tinggi. Indikator paling penting dalam kategori ini adalah reputasi universitas dalam keunggulan penelitian yang didasarkan pada penilaian rekan/mitra. THE mengadakan Survei Reputasi Akademik setiap tahun.
Kemudian, pendapatan penelitian disesuaikan dengan jumlah staf akademik dan disesuaikan dengan paritas daya beli (PPP). Ini adalah indikator yang kontroversial karena dapat dipengaruhi oleh kebijakan nasional dan keadaan ekonomi. Tetapi pendapatan termasuk hibah sangat penting untuk pengembangan penelitian kelas dunia.
Untuk mengukur produktivitas, THE menghitung jumlah publikasi yang diterbitkan dalam jurnal akademik yang diindeks oleh Scopus Elsevier per peneliti. Aspek ini memberikan gambaran tentang kemampuan universitas untuk menerbitkan makalah dalam jurnal peer-review yang berkualitas.
Hasil Analisis Educazio
Pertama dan terutama, Top 10 dunia memiliki nilai diatas 90 mendekati sempurna dalam kategori ini. Delapan kampus Malaysia berada di atas kampus Indonesia dengan range skor 22-31, atau berselisih 60-70 poin dari skor maksimum 100. Bahkan Malaysia yang sudah cukup mapan posisinya dalam percaturan jurnal ilmiah internasional ternyata masih sangat jauh dari kampus paling top di dunia. Sementara Indonesia yang terhitung belum terlalu lama "tancap gas" dalam bidang ini masih terseok dengan skor di bawah 20.
UI dan ITB berada di urutan teratas Indonesia dengan skor kembar 20,7. Selain mereka, tak ada kampus Indonesia lain yang bisa mencapai skor di atas 20.
Catatan: Karena analisis ini menggunakan cara pembatasan data, yaitu Top 10 Indonesia (overall score) saja yang diikutkan, maka beberapa kampus tidak dianalisis, padahal bisa jadi skor mereka di kategori tertentu masuk dalam Top 10. Di kategori ini, Universitas Sebelas Maret (UNS) berada di urutan ke-4 nasional dengan skor 13,5 serta Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) skor 13,1 di urutan ke-5.
Bagi Kampus-Kampus Indonesia
Kategori ini memang perlu perjuangan panjang yang super konsisten. Tidak bisa sim salabim secara instan menjadikan kualitas penelitian kita menjadi baik dan mampu berbicara di level dunia. Perkembangan kampus Indonesia masih terus naik. Mungkin masih diperlukan kebijakan pemerintah yang lebih mampu memicu percepatan kemajuan penelitian global ini.
Bagi Calon Mahasiswa
Jika ingin menjadi peneliti dan scholar internasional, mungkin lebih cepat dan mudah jalannya dengan memilih kampus top di negara Barat seperti Amerika, Eropa, Australia, Jepang, dll. Bahkan Malaysia pun masih cukup jauh tertinggal.
0 Komentar