f

Mengapa Pilih Program Diploma IV (D4)?

Program D4 semakin banyak diselenggarakan oleh perguruan tinggi, baik oleh institusi vokasi seperti politeknik maupun umum seperti universitas. Mengapa fenomena ini terjadi? Pasti ada alasannya. Berikut beberapa analisis yang menyebabkan hal itu terjadi?

Pertama, permintaan dari para calon mahasiswa ataupun calon pekerja kelak di masa depan. Banyak yang "menyesal" memilih Program Diploma III (D3) karena pada saat diterima kerja ternyata range gaji atau level jabatan dari lulusan fresh D3 lebih rendah dari Program Sarjana S1. Ini terjadi tidak hanya di instansi pemerintah, tetapi juga di banyak perusahaan swasta. Bahkan ada persepsi bahwa perbedaan 1 tahun kuliah yang lebih pendek dari lulusan D3 ternyata dampaknya jauh berbeda dibanding dengan menambah 1 tahun lagi untuk mendapatkan S1. "Mending dulu ambil S1 saja..." 

Tentu kita tidak dapat menyalahkan persepsi ini karena jika seseorang berniat untuk bekerja sebagai PNS atau di perusahaan swasta dengan birokrasi dan sistem SDM ketat, perbedaan yang jauh antara lulusan D3 dan S1 jelas ada. Namun, bagi para lulusan D3 yang ingin berwirausaha atau bekerja di perusahaan baru berkembang atau relatif kecil, D3 adalah "the real deal" karena lulusannya memiliki skill spesifik yang sudah sangat menjurus. Mereka bisa mendapat penghasilan lebih besar dari fresh graduate D3 yang bekerja sebagai PNS atau perusahaan besar.

Jadi, sebelum memilih jurusan D3, pastikan bahwa calon mahasiswa sudah memiliki gambaran apa yang akan mereka tuju setelah lulus nanti. Ini untuk menghindarkan kekecewaan yang berujung pada menimpakan kesalahan pada sistem pendidikan kita yang "menganak tirikan" lulusan D3. Itu jelas hal yang tidak benar.

Kedua, bagi pemerintah (pembuat kebijakan) dan terutama bagi institusi penyelenggara pendidikan vokasi, D4 perlu untuk didorong untuk memberikan tekanan pada value dari pendidikan vokasi. Value yang cenderung dilihat lebih rendah di mata masyarakat awam karena pengalaman dengan D3 selama ini. Ada sesuatu yang salah dengan anggapan bahwa S1 lebih baik dari Diploma (yang selama ini diwakili D3), karenanya pendidikan umum (akademik) pun dilihat lebih superior. Sesuatu yang jelas keliru. 

Perlu "jagoan baru" dari kalangan pendidikan vokasi untuk mampu "beradu" dengan S1. Munculah D4, yang pada awal kemunculannya selalu digandengkan dengan semboyan "setara S1". Dengan masa kuliah 8 semester, sama dengan S1, maka ada ruang bagi pembuat kurikulum untuk memberikan pengayaan knowledge dan attitude bagi mahasiswa D4 agar memiliki maturity kerja yang tidak kalah dengan lulusan S1. D4 juga menawarkan berbagai kesempatan pada mahasiswanya untuk magang lebih lama dan di tempat kerja yang ber-level lebih tinggi dibanding D3.

Intinya, jika kita lihat KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), D4 ada di level 6, sama dengan S1. Keduanya berada di atas D3 yang ada di level 5. Perbedaan signifikannya ada pada kemampuan beradaptasi terhadap tuntutan pekerjaan serta kapabilitas membuat keputusan penting dalam pekerjaan.

Jika kurikulum D4 dibuat dengan baik dan berhasil dieksekusi dengan jitu, maka di atas kertas D4 dan S1 memiliki kapabilitas yang sama. Bahkan, jika mau jujur, D4 bisa lebih "valuable" bagi perusahaan karena mereka memiliki skill teknis yang jelas, sementara S1 tidak. Sesuatu yang sangat dibutuhkan, terutama di perusahaan baru atau masih kecil, atau pada saat lulusan D4 memilih untuk menjadi wirausaha.

Ketiga. Bagi perguruan tinggi vokasi seperti Politeknik yang tidak bisa menjalankan program S1, adanya kesempatan membuat program D4 jelas menjadi peluang besar untuk masuk ke segmen pasar yang sangat besar di masyarakat. Selama ini mereka tidak bisa masuk ke segmen itu karena lulusan D3 memiliki segmen peminat tersendiri, beda dengan S1.

Jika kita simak aturan gelar yang didapat, akan makin jelas betapa D4 memiliki "nilai jual" yang lebih baik di masyarakat. Lulusan D4 mendapat gelar Sarjana Sains Terapan (S.Tr.) yang diikuti prodi atau bidang studi yang diambil, contohnya S.Tr.T. (Sarjana Terapan Teknik) atau S.Tr.Keb. (Sarjana Terapan Kebidanan). Jadi, bukan lagi Ahli Madya (A.Md.) seperti yang didapat lulusan D3. Sama "sarjana"-nya dengan S1. Sesuatu yang sangat signifikan di mata masyarakat.

Masih banyak lagi hal yang bisa dianalisis dalam isu S1 vs D4 vs D3 ini. Namun cukup untuk kali ini, kita sambung di posting lain. Semoga bermanfaat.

Posting Komentar

0 Komentar